Air Mata Kehidupan

Kamis, 29 November 2012

Cuma Gara-gara Jijik, Orang Bisa Kena Gangguan Seksual Langka

 


Jakarta, Jijik identik dengan hal-hal kotor dan seringkali membuat orang yang merasakannya mual. Tapi siapa sangka jika rasa jijik juga bisa menyebabkan seseorang ogah melakukan hubungan seksual.

Bahkan menurut sebuah studi terbaru, rasa jijik membuat penderita gangguan seksual langka yang disebut dengan vaginismus ini menganggap bahwa penetrasi itu sesuatu yang mustahil dilakukan.

Sebenarnya secara obyektif seks itu adalah aktivitas yang menjijikkan. Bercampurnya cairan saat melakukan kontak dengan bagian tubuh lain seringkali dianggap sebagai hal yang menjijikkan atau tabu. "Dari perspektif itu, cukup mengejutkan bahwa beberapa orang yang tak bisa terlibat dalam hubungan seksual sama sekali," papar peneliti Mark van Overveld dari Erasmus University Rotterdam.

Rasa jijik sendiri adalah salah satu bentuk emosi yang kuat dan tidaklah mudah dikendalikan seperti halnya orang yang muntah ketika melihat orang lain muntah, katanya.

Untuk memperoleh kesimpulan itu, peneliti membuat kuesioner yang spesifik tentang seks dan sebagian besar terfokus pada pertanyaan-pertanyaan seperti seberapa jijik Anda ketika menggandeng tangan orang atau memegang cairan tubuhnya sendiri.

Kuesioner itu diajukan pada 762 mahasiswa dan staf universitas untuk mengukur rasa jijik secara seksual yang dialami orang-orang secara akurat. Selain itu, peneliti juga merekrut 39 wanita penderita vaginismus, 45 wanita penderita dyspareunia atau nyeri ketika berhubungan seksual dan 28 pria penderita disfungsi ereksi untuk mengisi kuesioner yang sama.

Hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, wanita penderita vaginismus lebih cenderung dilaporkan mengalami rasa jijik ketika terpapar hal-hal yang terkontaminasi oleh produk-produk seksual ketimbang partisipan yang sehat atau mengalami gangguan seksual lainnya. "Hal ini menunjukkan peranan rasa jijik dalam rangka membentuk awal mula munculnya gangguan ini sekaligus keberlanjutannya," kata van Overveld seperti dikutip dari Livescience, Kamis (29/11/2012).

Lagipula otot-otot pinggul penderita vaginismus akan berkontraksi dengan sendirinya ketika dipenetrasi. Hal ini seringkali mencegah hubungan seksual secara keseluruhan.

Yang lebih parah lagi adalah bagaimana emosi memainkan peranan penting dalam disfungsi seksual ini. "Rasa jijik itu bisa datang terlebih dulu lalu memicu 'keengganan' pada otot pinggul atau mungkin gangguan seksual sebelumnya berkontribusi memunculkan rasa jijik terhadap proses itu," terang van Overveld.

Tapi bagi van Overveld rasa jijik ini adalah mekanisme pertahanan yang penting dan otot pinggul yang otomatis mengencang bisa dikatakan sebagai refleks seperti halnya muntah.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine ini juga menampik hasil studi sebelumnya yang mengatakan bahwa rasa jijik itu bisa diredam oleh gairah. Nyatanya peneliti menemukan bahkan pada wanita sehat sekalipun, semakin banyak rasa jijik yang dialaminya maka gairah seksualnya akan semakin rendah.

Namun meski rasa jijik itu susah dikontrol, van Overveld mengungkapkan bahwa mempelajari cara untuk menanggulanginya dapat berpotensi membantu wanita penderita vaginismus untuk mengurangi gejala-gejalanya.

Sejumlah terapi terbaru melatih penderita untuk mencoba menyentuh alat kemaluan mereka sendiri dan mengurangi emosi negatif dengan cara yang lebih terkendali, seperti halnya terapi untuk mengobati fobia laba-laba, misalnya.

http://health.detik.com/read/2012/11/29/173020/2105324/763/cuma-gara-gara-jijik-orang-bisa-kena-gangguan-seksual-langka?l992205755

Tidak ada komentar: