Tiga serangkai yang sangat disukai di lingkungannya dengan gayanya yang ringan, bertanggung jawab dan sangat kooperatif dalam segala hal kebaikan.
Diantara mereka bertiga, Ahmad memang kalau dilihat dari penampilan yang paling ketinggalan dari aspek kehidupan ekonominya. Dari raket yang digunakan, kaos yang dikenakan, sepatu yang dipakai sampai datang ke lapangan dengan bersepeda motor terlihat berbeda dengan kedua temannya yang sudah bermobil. Suatu hari di lapangan tenis itu pada pertengahan tahun 2004, Andra membawa selembar kertas print out tentang sebuah lowongan untuk tenaga arsitektur dari sebuah perusahaan nasional ternama. Mereka bertiga antusias membacanya, bahkan tatkala giliran mereka untuk main pun sampai harus dipanggil, diingatkan, dan mereka tergelak oleh kelakuannya sendiri berlari mengambil raket dan bermain mencari peluh.
Beres
bermain mereka berkumpul lagi, ketiganya sepakat untuk ikut tes mencoba mencari
pekerjaan yang lebih baik. Pada minggu pertama mereka testing, lapangan tenis
sepi dari canda mereka bertiga, mereka diberi pekerjaan rumah untuk mendisain
tata letak sebuah permukiman mewah termasuk model rumah yang akan dibangun
secara lengkap. Mereka dipaksa begadang selama empat hari tak diberi waktu
untuk bersantai.
Ketiganya
lulus saringan pertama, dari 200 peserta, menciut menjadi 50 orang saja. Tapi
ketiganya dibuat geleng-geleng kepala, mereka disuruh memperbaiki desainnya
dengan nyaris mengganti seluruhnya, ’....ngerjain!!!’ keluh mereka bertiga.
Tahap kedua pun mereka lulus dan dilanjutkan dengan tahap ke tiga dengan tugas
yang nyaris sama, perombakan total.
Pada
minggu persiapan menghadapi saringan tahap ke empat Dery dan Andra memutuskan
tidak mengikutinya......’gila, penerimaan karyawan, apa perploncoan....!!!’
seru mereka berdua dengan mengolok-olok Ahmad sebagai pekerja rodi. Sementara
Ahmad meski merasa berat masih penasaran mengikuti saringan lanjutannya.
Hampir
satu tahun sudah Ahmad tidak kelihatan bermain tenis di tempat biasa. Sampai
pada hari minggu saat Dery dan Andra bermain tenis ada mobil terrano king road
berhenti parkir di sekitar lapangan tenis, mobil yang tidak familiar bagi para
pemain tenis disitu, dengan kaca filmnya yang gelap menambah misterius siapa
yang ada di dalamnya.
Semua
menanti siapa yang akan turun dari mobil mentereng itu dan mau apa dia datang
ke tempat tenis. Dengan berkacamata hitam dan seperti sengaja menengahkan
wajahnya dengan sedikit mengulum senyum yang menahan tawa, sosok mesterius itu
memasuki lapangan. ’Geloooo...... Ahmad....maneh!!! (gila..... Ahmad.....
kamu!!!)’, teriak Dery menyambut temannya dengan salam komando, sementara Andra
bengong setengah tak percaya, dan kawan kawan lainnya tersenyum senang melihat
Ahmad datang. Dengan berseloroh Andra bertanya, ’Lu bawa mobil bagus begitu, lu
nyolong mobil di mana Mad???’. Gelak tawa pun berderai.
Ahmad
pun akhirnya menjadi pendongeng kisah perjalanan yang menghilang selama satu
tahun itu. Dia menceritakan bahwa saringan yang dia ikuti sampai 6 tahapan.
Pada tahap keenam, dia datang dengan puncak kelesuan yang sangat, dia sudah
memutuskan mundur bila ada tahapan berikutnya. Ketika gambar-gambar kerjanya
mulai diserahkan, dia mulai resah bakal dicoret-coret lagi. Namun betapa pucat
dirinya tatkala sang penguji itu bukan mencorat-coret, malah melemparkan
gulungan gambar hasil kerja 3 hari 3 malam itu ke meja seolah mencampakannya.
Dan
sang penguji yang seperti allgojo itu mengajak Ahmad menemui Presiden Direktur
perusahaan. Semakin membingungkan baginya, ada apa lagi, begitu pikirnya tak
bisa menduga. Setelah dipertemukan dengan Presdir dan dipersilakan duduk,
Presdir itu bilang, ’Kamu diterima, ini kontrak kamu silakan dibaca, kalo
setuju teken’. Ahmad membacanya dan terbelalak dengan gaji hampir 10 kali lipat
dari yang biasa diterima di kantor lamanya.
Ketika
Ahmad membaca draft perjanjian, Sang Presdir menjelaskan filosofi ujian
saringannya. ’Sebenarnya para peserta yang lolos ke saringan kedua yang
jumlahnya 50 orang secara skill semua telah memadai’, serunya dengan tangan tak
henti membuka buka berbagai proposal dan menandatangani beberapa surat.
’Tahapan selanjutnya hanyalah ujian kesabaran, karena perusaan besar seperti
ini membutuhkan personel yang tahan uji, punya daya tahan stress yang bagus
karena mereka akan bekerja dalam tekanan, ditarget waktu.
Begitu
banyak orang hebat ilmunya datang dan pergi di perusahaan ini karena mereka
tidak punya kesabaran dalam menjalankan pekerjaannya’, Presdir itu panjang
lebar menjelaskan. ’Tugas kamu nanti adalah menjadi konsultan saya untuk
memberi masukan apakah sebuah kawasan layak dikembangkan, temanya seperti apa,
keunggulan apa yang harus ditonjolkan, dan konsep desainnya bagaimana’, imbuh
sang Presdir memberi arahan sekaligus berharap Ahmad memahami misi
kepemimpinannya.
’Lalu....
mobil itu?’ tanya Andra. ’Konsep pertamaku untuk sebuah komplek perumahan di
Bali sangat memuaskan bos, setelah launching, pemesan sudah berbaris,....terus
melihat gue ngantor naik bis kota, eh diberi mobil.....diberi dra, bukan
dipinjemin?’ jelas Ahmad puas liat temennya bengong. ’trus sampe hampir setahun
ini, kemana aja lu nggak nongol’ tanya Dery. ’Gue di ajak jalan jalan ke eropa,
untuk memperluas wawasan aritekturku, great trip,...... dan ini oleh-oleh buat
kalian yang tidak sabaran, cukup ini saja’, cerita Ahmad bangga sambil
memberikan gantungan kunci dengan tertawa setengah mengolok-olok. ’Makanya
sabaaar jadi orang, buahnya bakal manis...’, imbuh Ahmad kepada dua temannya
seolah telah menjadi pemenang kehidupan.
Sabar
memang salah satu kunci penting untuk sukses. Seseorang memerlukan kesabaran
untuk sukses karena jalan kompetisi adalah jalan panjang dengan banyak energi
yang harus diperas, sesuatu yang tidak bisa dijalani oleh orang-orang yang
tidak memiliki daya tahan. Seseorang memerlukan kesabaran untuk sukses karena
perencanaan membutuhkan ketelitian yang harus tersusun berbasis kebutuhan waktu
dan keharmonisan antar elemen, sesuatu yang tidak bisa dilakoni oleh orang yang
tergesa-gesa.
Kesabaran
adalah tahan uji dalam menanggung tanggung jawab yang berat. Kesabaran adalah
tidak tergesa gesa dalam bekerja telaten.
Kesabaran
yang baik adalah kesabaran yang disandarkan kepada kesadaran bahwa tugas kita
adalah berusaha, dan Allah yang menentukan. Kasadaran akan prinsip berserah
diri dan segala lingkup kehidupan adalah ibadah, akan memberi energi yang besar
untuk terus berusaha, telaten menyusun kerincian, beramal untuk kesempurnaan
dan tak putus asa manakala mendapat kegagalan.
Dengan
kesabaran yang berdimensi ibadah ini, segala hasil akan memiliki nilai baginya,
ketika sukses dia menggapai keberhasilan ganda dalam dimensi duniawi-ukhrawi,
saat dia gagal, boleh jadi sesungguhnya dia telah menggapai kesuksesan hakiki
yang bersifat ukhrawi, kerena keiklasannya untuk mendapat ridha-Nya dengan
pahala tanpa batas. Bangunlah kesabaran, karena hanya orang-orang yang sabar
saja yang usahanya akan berbuah manis, sebagaimana Ahmad yang telah mengecap
manisnya kesabaran dalam menggapai tangga-tangga kesuksesan.
source : http://jackprise.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar