Seorang bapak yang sudah memiliki banyak kebun merasa heran dengan tanamannya, menurutnya seluruh tanamannya itu sangat aneh. Ia berusaha memahami seluruh pohon yang ada dikebunnya dengan pola pikirnya. Dalam keanehannya bapak tersebut berkata:
"Memang Tuhan ini tidak tahu yang indah, masa buah semangka pohonnya kecil buahnya begitu besar, mana kuat batangnya menahan buahnya sendiri! Padahal pohon kemiri sebegitu besarnya, sedangkan buahnya hanya sebesar bola kasti, khan bisa di tukar!" Ia memprotes hasil ciptaan Tuhan yang menurutnya tidak adil.
Pada suatu siang, ia berteduh di bawah pohon kemiri miliknya di ladang, ketika ia termenung dengan asiknya, ia sangat terkejut katika buah kemiri jatuh menimpa kepalanya. Dengan terpaksa ia beralih mencari tempat perteduhan yang lain sambil marah-marah.
Rekan-rekan Kawula Muda, mari kita bayangkan seandainya protesnya yang pertama dikabulkan Tuhan. Jika pohon kemiri yang begitu besar berbuah semangka, apa yang terjadi dengan bapak tadi yang berteduh dibawah pohon kemiri itu, tentu saja ia akan pingsan karena tertimpa buah semangka yang begitu besarnya. Terkadang apa yang kita anggap salah justru memang telah benar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar